Usai Diterpa Tarif Trump, Kini Dolar Melemah Menyusul Tanda
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (4/6). Pasar mata uang waspada menyusul lemahnya data ketenagakerjaan swasta dan kontraksi sektor jasa yang menambah kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi di AS.
Dilansir dari Reuters, Kamis (5/6), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur nilai greenbackterhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,3% menjadi 98,838. Dolar juga melemah 0,7% terhadap Yen Jepang di ¥142,89.
Baca Juga: Dolar AS Loyo, Rupiah Tipis Naik! Trump Digoyang Tarif, Pasar Cemas Data Ketenagakerjaan
ADP National Employment Report baru-baru ini menunjukkan bahwa sektor swasta hanya menambah 37.000 pekerjaan pada bulan Mei 2025. Capaian tersebut jauh lebih rendah dari perkiraan, dan merupakan penurunan tajam dari revisi turun 60.000 pekerjaan pada April.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump merespons hal tersebut dengan kembali menekankan pentingnya penurunan suku bunga kepada sosok dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
"Ini merupakan selisih yang sangat besar antara ekspektasi dan kenyataan. Narasi bahwa pasar tenaga kerja masih kuat setelah pandemi kini mulai runtuh. Ini sangat negatif bagi dolar AS" ujar Direktur Perdagangan Monex, Juan Perez.
Adapun Institute for Supply Management (ISM) juga menunjukkan bahwa sektor jasa berkontraksi untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun pada bulan yang sama di AS. Sementara harga input naik — pertanda bahwa ekonomi tetap berada dalam risiko stagnasi pertumbuhan dan tekanan inflasi yang tinggi.
Para investor kini menunggu laporan ketenagakerjaan resmi (nonfarm payrolls) yang dijadwalkan rilis akhir pekan ini, untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang kondisi pasar tenaga kerja.
Sementara itu, ketidakpastian juga datang dari sisi perdagangan. Trump telah menggandakan tarif baja dan aluminium menjadi 50%. Ia juga memberikan batas waktu bagi negara mitra dagang untuk mengajukan penawaran terbaik guna menghindari tarif tambahan.
Trump juga diperkirakan akan melakukan panggilan dengan Presiden China Xi Jinping. Hal itu menyusul meningkatnya ketegangan antara keduanya setelah kedua negara menuduh pihak lain melanggar kesepakatan rollback tarif bulan lalu.
Baca Juga: Wall Street Bergejolak, Dampak Tarif Trump Mulai Membayangi Ekonomi AS
"Xi itu tangguh dan sangat sulit diajak membuat kesepakatan," kata Trump.
(责任编辑:百科)
- Sampoerna, GSN, Impala dan Pemprov Jateng Berdayakan 1.000 UMKM Perempuan Lewat Program WEC Season 2
- Apa Itu Cringe yang Viral di Media Sosial?
- Hasil Survei Dominasi Tesla Kini Sudah Berakhir, BYD dan Xiaomi Berhasil Mengangkanginya
- FOTO: Kala Kakek dan Nenek di China Mencari Cinta di IKEA
- Meski Huawei Dibatasi, China Disebut Tinggal Selangkah Lagi Kalahkan AS di AI
- Mahfud Tegaskan Satgas BLBI Tak Hanya Panggil Tommy Soeharto
- Pembangunan Transmisi untuk Alirkan Listrk Bersih hingga Pelosok Buka Peluang Investasi Rp565,3 T
- Toyota Mau Jadi Produsen Gokart
- TKN Fanta Prabowo
- Trump Marah
- Dukung UMKM Mustahik, Baznas RI Hadirkan Gerai ZIfthar Ramadhan di Berbagai Wilayah Indonesia
- Mendagri: Pemungutan Suara Ulang Diusahakan Tidak dari APBN
- 5.741.127 Petugas KPPS Dilantik, Bertugas di 820.161 TPS
- Intip Isi Souvenir Mewah Pernikahan Pangeran Mateen dan Anisha
- Breaking News: Koalisi Indonesia Maju Sepakat Usung Gibran Jadi Bacawapres Prabowo di Pilpres 2024!
- Mahfud MD: Hakim Harus Kreatif, Jangan...
- Eightcap Masuk Indonesia, Gandeng PrimeAcademyFX Latih Trader Muda
- Nasib Retreat Kepala Daerah Tanpa Gubernur
- Profil Budi Arie Setiadi, Menkominfo Baru yang Ditunjuk Jokowi: Penganyam Dunia Politik dan Bisnis
- Selamat! Mayor Teddy Resmi Naik Pangkat Jadi Letnan Kolonel