Daftar Isi
Kasus bullyingdi Binus School Serpong mencuat. Korbannya bahkan harus dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka pukulan di beberapa bagian tubuhnya. Pihak sekolah juga telah melakukan proses pemanggilan orang tua pelaku, yang salah satunya diketahui merupakan artis Vincent Rompies. Para pelaku juga disebut-sebut telah mendapat sanksi keras berupa drop out dari sekolah tersebut. Bullying atau perundungan di lingkungan sekolah masih banyak terjadi di Indonesia. Kebanyakan korban enggan bercerita karena takut dengan berbagai ancaman manipulatif yang biasanya disampaikan pelaku. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Berikut tanda anak menjadi korban kasus bullying:
1. Mengeluh sakit kepala atau sakit perutGejala fisik, mulai dari sakit kepala hingga sakit perut biasanya mulai dirasakan anak ketika mengalami bullying atau perundungan berulang. Tapi bukan hanya perut dan kepala, keluhan nyeri juga bisa muncul di area tubuh lain. Melansir Health Live, keluhan sakit juga bisa disampaikan anak untuk berpura-pura agar dia bisa menghindari situasi yang rentang terhadap perundungan. Jika anak makin sering mengeluh sakit di bagian tubuhnya, segera periksa, bisa jadi dia menjadi korban perundungan. 2. Kebiasaan makan dan tidur yang berubahKetika anak tiba-tiba menunjukkan perubahan minat terhadap makanan atau tidurnya, hal ini mungkin perlu dikhawatirkan. Untuk makan, ini bisa terlihat seperti nafsu makan berkurang atau makan lebih banyak dari biasanya. Untuk tidur, ini bisa berarti sulit tidur atau tidur dalam waktu yang sangat lama.
3. Kehilangan teman secara tiba-tibaKebanyakan anak mengalami beberapa perubahan dalam kelompok sosialnya di sekolah. Namun, secara tiba-tiba dia kehilangan teman atau berhenti membicarakan temannya atau enggan membahas temannya bukan hal yang normal pada anak. Jika seorang anak berhenti membicarakan temannya selama beberapa minggu atau berhenti menghabiskan waktu bersama, ini mungkin merupakan indikasi bahwa telah terjadi sesuatu, seperti tindakan perundungan. 4. Perilaku merusak diri sendiriKetika seorang anak berada dalam kesakitan emosional, terkadang mereka melakukan hal-hal untuk menghilangkan atau melepaskan diri dari perasaan tersebut. Hal ini dapat berupa melarikan diri dari rumah, melukai diri sendiri, atau berpikir untuk bunuh diri. Tindakan-tindakan ini sering kali merupakan hal yang paling mengkhawatirkan bagi orang tua dan mungkin memerlukan tindakan segera.
5. Lebih banyak diam atau mengurung diriJika anak jadi lebih pendiam, tidak banyak bicara, dan bersikap murung Anda harus segera waspadai hal tersebut. Melansir Reader's Digest, bisa jadi anak telah mengalami perundungan di sekolah dan merasa kelelahan serta takut untuk membicarakannya dengan orang rumah. 6. Muncul reaksi emosional yang intensJika seorang anak atau remaja menunjukkan reaksi emosional yang intens terhadap percakapan tentang sekolah atau kegiatan sosial, ini bisa menjadi tanda mereka merasa cemas terhadap kejadian tersebut. Misalnya, ketika ibu atau ayahnya bertanya tentang kegiatan di sekolah, anak menolak membicarakan hingga terkesan marah bahkan menangis tiba-tiba. 7. Seragam rusak hingga muncul luka di tubuhPakaian dan barang-barang yang robek, rusak, atau dicuri, disertai dengan goresan atau memar fisik yang tidak dapat dijelaskan, merupakan tanda khas dari intimidasi di sekolah. Ketika orang tua bertanya tentang hal-hal ini, anak cenderung tidak bisa menjelaskannya, atau tidak mau menjelaskannya. Segera cek, bisa ke pihak sekolah atau teman terdekatnya. Anda harus waspada, bisa jadi anak menjadi korban bullying atau penindasan di sekolah. (tst/chs) |