您的当前位置:首页 > 百科 > Daya Beli Lemah Meski Neraca Perdagangan Indonesia Surplus, Ekonom Ungkap Penyebabnya 正文
时间:2025-06-12 19:50:59 来源:网络整理 编辑:百科
JAKARTA, DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa y quickq会员共享
JAKARTA,quickq会员共享 DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa yang positif.
Pada September 2024 ini, Neraca Perdagangan Indonesia telah sukses mencatatkan surplus sebesar 3,26 miliar dolar.
Pencapaian tersebut menjadi penanda perpanjangan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 53 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
BACA JUGA:Veronica Tan Dilirik Prabowo Jadi Menteri PPPA, Ternyata Punya Yayasan Anak Rusun hingga Platform Home and Baby Care
BACA JUGA:Kasus Kematian Dokter PPDS FK Undip Naik Penyidikan, tapi Belum Ada Tersangka
Kendati begitu, surplus 53 bulan tersebut juga diiringi dengan penurunan daya beli masyarakat. Tidak ayal situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseimbangan ekonomi Indonesia.
"Surplus perdagangan sering dilihat sebagai sinyal positif, karena menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor, yang bisa berarti ekonomi berjalan baik," kata Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 16 Oktober 2024.
Namun, kata Achmad Nur Hidayat, dalam konteks ini, daya beli masyarakat yang turun menunjukkan bahwa manfaat dari surplus tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat luas.
Achmad menambahkan bahwa ada beberapa alasan mengapa surplus ini tidak berdampak secara langsung pada peningkatan daya beli.
BACA JUGA:UMKM Masih Sering Terkendala Pembiayaan, KemenKopUKM Ungkap Strategi Alternatif
BACA JUGA:Berada di Level yang Baik, Menko Airlangga Ungkap Perekonomian Indonesia Terkendali
Salah satunya adalah komposisi ekspor Indonesia yang masih didominasi oleh komoditas mentah, seperti bahan bakar mineral, minyak sawit, dan logam.
"Ketergantungan pada sektor ini membuat surplus rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan tidak selalu mengalir ke sektor yang langsung berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat," jelas Achmad.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa penurunan impor barang konsumsi dan modal bisa menjadi indikasi bahwa permintaan domestik melemah, yang dapat berdampak pada penurunan investasi dan konsumsi rumah tangga.
Penerapan Mapel Coding dan AI di Sekolah, Kemendikdasmen: Tak Selalu Pakai Komputer2025-06-12 19:41
FOTO: Geliat Pabrik Sake Modern di Jantung Kota Tokyo2025-06-12 18:59
5 Tips Tidur Nyenyak, Bikin Penurunan Berat Badan Makin Lancar2025-06-12 18:53
KPK Sita 16 Kendaraan Mewah, Bupati Hulu Sungai Tengah Kesal2025-06-12 18:52
Helatan Formula E Spektakuler dan Sukses, Anies Baswedan Siap2025-06-12 18:40
1 Tersangka Baru Pengeroyokan Pati Diamankan, Total 4 Pelaku Diringkus2025-06-12 18:18
Termurah Rp1 Juta, Simak Daftar Harga Terbaru Emas Pegadaian pada 5 Juni 20252025-06-12 18:09
Wapres Yakin Pembangunan IKN Tak Terganggu Usai Kepala dan Wakil Otorita Mundur2025-06-12 17:53
Hotman Paris: Pendukung Prabowo Bakal Ramaikan Sudirman2025-06-12 17:41
Habis Sebut Puan dan Pramono Terima Uang E2025-06-12 17:14
Jelang Libur Nataru 2024, Pemerintah Klaim Harga Tiket Pesawat Akan Turun 10 Persen2025-06-12 19:30
Kemenkoperekonomian: Israel Ganjal Indonesia untuk Gabung ke OECD2025-06-12 19:23
KPK Pantau 10 Proyek Strategis di Kota Sorong2025-06-12 19:11
Prabowo Subianto Tegaskan Sukses Pembangunan Ekonomi Bergantung Iklim Usaha Dalam Negeri2025-06-12 18:54
Menteri Wihaji: Pemerintah dan BGN Siapkan Program Makan Gratis untuk Cegah Stunting2025-06-12 18:37
Soal Formula E, Pentolan PDIP Ini Sejalan dengan Anies2025-06-12 17:55
Menhan Prabowo Bertemu dengan Presiden Ukraina, Ini yang Dibahas2025-06-12 17:54
Ayo ke Monas, Ada Tontonan Menarik Sambut HUT RI Ke 742025-06-12 17:40
MenPANRB Singgung Soal Usulan Formasi PPPK 2024 di Daerah yang Belum Optimal2025-06-12 17:13
Cegah Pikun dengan 5 Buah Ini, Bikin Ingatan Kian Tajam2025-06-12 17:06