会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Desakan THR Driver Ojol Menggema: Kesejahteraan atau Ancaman bagi Industri?!

Desakan THR Driver Ojol Menggema: Kesejahteraan atau Ancaman bagi Industri?

时间:2025-06-01 15:42:08 来源:quickq加速器官方网站 作者:知识 阅读:148次

JAKARTA,quickq可靠吗 DISWAY.ID– Tuntutan agar perusahaan aplikasi ride-hailing memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudi semakin menggema.

Serikat pekerja dan berbagai kelompok pengemudi menekan pemerintah agar mengeluarkan regulasi yang mewajibkan perusahaan membayar THR secara tunai, bukan dalam bentuk insentif.

Desakan THR Driver Ojol Menggema: Kesejahteraan atau Ancaman bagi Industri?

Desakan THR Driver Ojol Menggema: Kesejahteraan atau Ancaman bagi Industri?

Di satu sisi, kebijakan ini dinilai sebagai langkah populis yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan pengemudi.

Desakan THR Driver Ojol Menggema: Kesejahteraan atau Ancaman bagi Industri?

Namun, di sisi lain, banyak pakar ekonomi dan hukum menilai bahwa regulasi ini bisa menjadi ancaman serius bagi industri ride-hailing di Indonesia, bahkan berpotensi menimbulkan gelombang pemutusan kemitraan besar-besaran.

Desakan THR Driver Ojol Menggema: Kesejahteraan atau Ancaman bagi Industri?

BACA JUGA:THR 2025 untuk Karyawan Swasta dan ASN Kapan Cair? Simak Besaran Dana yang Diterima

Mitra atau Karyawan? Status Hukum yang Diperdebatkan

Perdebatan utama dalam polemik ini adalah status hukum mitra pengemudi. Menurut Prof. Dr. Aloysius Uwiyono, S.H., M.H., Guru Besar Hukum Perburuhan Universitas Trisakti, hubungan antara pengemudi dan perusahaan aplikasi merupakan kemitraan, bukan hubungan kerja.

Pasal 15 Ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 menegaskan bahwa pengemudi ojol bukanlah karyawan, melainkan mitra yang memiliki kebebasan dalam menentukan jam kerja dan menerima atau menolak pesanan.

Oleh karena itu, regulasi terkait THR yang diterapkan pada karyawan tidak dapat serta-merta diberlakukan pada mereka.

"Jika mitra diberikan THR seperti karyawan tetap, ini bisa berdampak pada perubahan status hukum mereka. Akibatnya, perusahaan mungkin akan membatasi jumlah mitra atau menerapkan sistem kerja yang lebih kaku," ujar Prof. Aloysius.

Jika hal ini terjadi, jutaan mitra pengemudi berisiko kehilangan akses terhadap pekerjaan fleksibel yang selama ini menjadi daya tarik utama industri ride-hailing.

BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 27 Februari 2025 Lengkap Sinopsis, Nonton Film Romance-Thriller

Ancaman Bagi Keberlanjutan Bisnis

Selain dampak hukum, kebijakan THR juga menimbulkan tantangan finansial bagi perusahaan aplikasi. Model bisnis ride-hailing didasarkan pada sistem komisi yang relatif kecil dari setiap transaksi.

Menurut laporan McKinsey (2023), margin keuntungan rata-rata perusahaan ride-hailing global hanya sekitar 3-5 persen.

Jika perusahaan diwajibkan membayar THR setara satu bulan penghasilan mitra, maka mereka harus mengalokasikan anggaran besar yang berpotensi mengganggu keberlanjutan bisnis. Beberapa skenario yang mungkin terjadi antara lain:

  • 1
  • 2
  • 3
  • »

(责任编辑:探索)

相关内容
  • Kenali 4 Jenis Bullying Ini, Jangan Sampai Ada Korban Lagi
  • 6 Gejala Ini Jadi Tanda Kamu Mengalami Post
  • 4 Kapal Pesiar Singgah di Pelabuhan Benoa Bali, Bawa Ribuan Turis
  • Berkas Perkara Tersangka Film Porno Jaksel Lengkap, Siap Disidangkan
  • Jarang Diketahui, Ini Manfaat Daun Kelapa Selain Buat Bungkus Ketupat
  • Ini Dia Sosok Masinis KRL Anjlok di Bogor
  • Anies Bantah Dugaan Ketua DPR DKI
  • Dicecar Anggota DPR Soal KRL Anjlok, Begini Jawaban Anak Buah Budi Karya...
推荐内容
  • INTIP: 10 Minuman Ini Bisa Bikin Wajah Kamu Awet Muda Sampai Tua
  • KPU Bertemu Tim Paslon, Bahas Durasi Debat Capres
  • Erick Thohir Rekrut Barry Tamin, Ipar Raffi Ahmad Jadi Komisaris BUMN
  • Louis Vuitton Rilis Cokelat Telur Paskah, Harganya Capai Rp4,16 Juta
  • Tak Perlu 10 Ribu Langkah buat Panjang Umur, Lalu Apa?
  • KPK Tetapkan 22 Anggota DPRD Malang Tersangka Dugaan Suap, Berikut Daftarnya