Studi Ungkap Makan Sayuran Bisa Bikin Panjang Umur
Sebuah studiterbaru mengungkap konsumsi lebih banyak lemak dari tumbuhan atau sayurandibandingkan lemak hewani berpengaruh terhadap lamanya hidup seseorang.
Para peneliti menemukan pola makan yang lebih banyak mengandung buah, sayur, biji-bijian, dan minyak nabati menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap kematian terutama akibat penyakit kardiovaskular.
Dalam studi disebutkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak lemak dari tumbuhan memiliki risiko kematian 9 persen lebih rendah akibat semua penyebab, dan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 14 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit makanan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Melansir WebMD, lebih dari 400.000 orang dalam penelitian ini merupakan bagian dari Studi Diet dan Kesehatan Institut Kesehatan Nasional-AARP.
Dalam kelompok yang digunakan untuk penelitian lemak makanan, jumlah pria sedikit lebih banyak daripada wanita, dan usia rata-rata subjek adalah 61 tahun. Mereka didaftarkan pada 1995 dan diikuti hingga 2019.
Ketika mereka mendaftar, orang-orang dalam penelitian ini mengisi kuesioner yang mencakup pertanyaan tentang kebiasaan makan mereka, yang dipecah menjadi 124 jenis makanan dan ukuran porsi.
Total asupan lemak makanan mencakup sumber nabati, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, dan minyak sayur, dan sumber hewani seperti daging merah dan putih, produk susu, dan telur.
Selama 24 tahun masa tindak lanjut, tercatat 185.111 kematian, termasuk 58.526 kematian akibat penyakit kardiovaskular (45.634 kematian akibat penyakit jantung dan 10.877 kematian akibat stroke).
Para peneliti menghubungkan kematian ini dengan informasi makanan dalam kuesioner dasar untuk menghitung risiko kematian terkait makanan, setelah menyesuaikan sejumlah faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap kematian secara keseluruhan.
Selain itu, penulis mengamati lemak dalam kelompok makanan tertentu untuk menentukan kaitannya dengan risiko kematian. Pada sisi nabati, misalnya, mereka menemukan bahwa asupan lemak yang lebih tinggi dari kacang-kacangan dan polong-polongan tidak terkait dengan hasil kematian apa pun.
Konsumsi lemak yang lebih tinggi dari produk susu dan telur menunjukkan peningkatan risiko kematian secara keseluruhan, termasuk dari penyakit kardiovaskular, sementara mengonsumsi lebih banyak lemak dari daging putih dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah.
Lemak dari daging merah membawa risiko kematian yang lebih tinggi; sebaliknya, konsumsi lemak yang lebih tinggi dari ikan tidak terkait secara signifikan dengan peningkatan risiko kematian secara keseluruhan atau kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
(pua/pua)-
Pemerintah Berencana Berlakukan Bea Masuk Impor 200 Persen, Hippindo Sarankan BeginiOcta: Strategi Kecepatan dan Efektivitas untuk Tumbuhkan KepercayaanPraperadilan Firli Bahuri Ditolak, Ditkrimsus Tanggapi Seperti IniINFOGRAFIS: Menjaga Bumi Lewat Keseharian, Bagaimana Caranya?Serpihan Sriwijaya Air SJ 182 Masih Penuhi Areal Dermaga JICT IITernyata Ini Alasan Sering Merasa Cemas di Malam HariSering Menguap Ternyata Jadi Tanda BahayaAS Hikam: Kalau PBNU Anggap Sepele, Isu MLB NU Bisa Jalan TerusDitpolair Mabes Polri Tangkap Kapal Bermuatan Sepatu BekasRamai Tren Makeup 'Plum Girl Spring' ala Hailey Bieber, Apa Itu?
下一篇:Bahlil Ungkap Kenapa APBD Teluk Buntuni Jumbo
- ·Polri Gagalkan 20.272 Pil Ekstasi yang Dikirim Berkedok Sparepart
- ·Kenali Tanda Awal Serangan Jantung Seperti yang Dialami Ricky Siahaan
- ·Konon Mandi dengan Kloset Terbuka Bisa Bikin Jerawatan, Ini Faktanya
- ·Sering Menguap Ternyata Jadi Tanda Bahaya
- ·Gelar Lighting Experience Days 2025, PT IMS Techno Indonesia Perkuat Industri Tata Cahaya Nasional
- ·Mengenal Makna Tersembunyi dari Telur Paskah
- ·Kereta Gantung Jatuh di Italia, 4 Orang Tewas
- ·Firli Bahuri Dipastikan Hadir dalam Pemeriksaan di Bareskrim Polri Hari Ini
- ·Bidik Pangsa Syariah 10%, OJK Bakal Cetak 5 Bank Syariah Raksasa Pesaing BSI
- ·Eks Wamenkumham Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
- ·NYALANG: Kenangan Dingin nan Membeku
- ·BPOM Amankan 16 Kosmetik Berbahaya, Ini Daftarnya
- ·Kesiapan Paskibraka untuk Upacara 17 Agustus di IKN Diungkap Kepala BPIP
- ·KRL Tujuan Tanah Abang Berhenti di Stasiun Manggarai
- ·Kenapa Sih BPJS Susah Banget Cair? Ternyata, Bisa Jadi Ini 5 Penyebabnya
- ·Daftar 10 Bandara Tersibuk di Dunia 2024, Ada dari RI?
- ·Bangun Ini, KKP Berupaya Tingkatkan Produksi Udang Nasional Secara Signifikan
- ·9 Kebiasaan Sehari
- ·Apa yang Harus Dilakukan Jika Kamu Alami Pelecehan Seksual?
- ·Pernyataan Taman Safari soal Pengakuan Pemain Sirkus OCI yang Disiksa
- ·Ingin Return Deposito Lebih Tinggi? Pahami Strategi Sebar Aset
- ·Negara Paling Tertutup di Dunia Ini Mulai Buka Pintu untuk Turis
- ·PM Tiongkok Sebut Kopi dan Sarang Burung Walet Indonesia Laris Manis di China
- ·3 Barang Penting yang Jangan Sampai Ketinggalan Saat ke Luar Negeri
- ·BPH Migas Bakal Percepat Program BBM Satu Harga di Wilayah 3T
- ·Ternyata Ini Alasan Sering Merasa Cemas di Malam Hari
- ·Sekda Jabar Jadi Tersangka Suap, Iwa Tak Nongol di Rumah
- ·Disimak Baik
- ·Hukuman Pelaku Cuci Uang Berat, Kau Tak Akan Kuat!
- ·Saran Eks Bos Maskapai: Jangan Taruh Barang di Bagasi Pesawat
- ·Jokowi Bakal Jadi Inspektur Upacara Perayaan HUT ke
- ·Makna Jumat Agung: Mengenang Pengorbanan Yesus Kristus untuk Umatnya
- ·10 Bandara Terbersih di Dunia 2025, Tak Ada dari Indonesia
- ·KPU Kota Depok Akui Salah Masukkan Data, Siapa yang Dirugikan?
- ·Polisi Berhasil Tangkap Penjambret Kalung Emas yang Viral di Medsos
- ·Cara Broker Global Menetapkan Kecepatan dan Raih Keunggulan Kompetitif