时间:2025-06-12 14:52:10 来源:网络整理 编辑:百科
Warta Ekonomi, Jakarta - Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah pada hari Rabu quickq安装包下载
Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah pada hari Rabu (11/6). Bursa saham terseret oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Namun laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sedikit meredakan kekhawatiran terhadap tekanan harga akibat tarif.
Dilansir dari Reuters, Kamis (12/6), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Amerika Serikat (AS):
Amerika Serikat dikabarkan bersiap mengevakuasi sebagian staf kedutaan besarnya di Irak. Pasar menyoroti alasan hal tersebut dilakukan karena menyusul risiko keamanan yang meningkat.
Iran sebelumnya memperingatkan bahwa pihaknya siap menyerang pangkalan AS di Timur Tengah. Hal ini akan dilakukan jika negosiasi nuklir gagal dan konflik memanas dengan Washington.
Di sisi data ekonomi, inflasi konsumen (CPI) hanya naik sedikit pada Mei 2025. Namun angka tahunan untuk data tersebut berada di level 2,4%. Angka ini di bawah ekspektasi dan menjadi sinyal bahwa tekanan inflasi belum begitu terasa usai adanya tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
“Masih ada kekhawatiran bahwa tarif Trump bisa bersifat inflasioner, tapi laporan ini cukup menenangkan dan meningkatkan harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga di akhir tahun ini,” kata Manajer Portofolio Senior Dakota Wealth, Robert Pavlik.
Pasar kini memperkirakan peluang besar bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September di AS.
AS-China juga telah sepakat telah selesai, dengan kedua negara menyepakati kerangka untuk mengembalikan gencatan senjata perdagangan dan mencabut pembatasan ekspor atas mineral tanah jarang dan komponen industri penting lainnya.
Gedung Putih menyatakan bahwa pihaknya akan tetap menerapkan tarif impor sebesar 55% terhadap produk China. Tarif tersebut mencakup 10% tarif dasar timbal balik, 20% tarif khusus untuk penanggulangan perdagangan fentanil, dan 25% tarif yang sudah berlaku sebelumnya.
Baca Juga: Tak Bakal Berubah, Rezim Trump Pastikan Akan Kenakan China Tarif 55%
Sebagai imbalannya, China akan mengenakan tarif sebesar 10% terhadap barang impor dari AS.
Gandeng Bank Sampah Sakura, Alfamidi Ajak Masyarakat Kelola dan Daur Ulang Sampah2025-06-12 14:33
Peparnas 2024 di Solo, Bukti Pemerintah Mewujudkan Hak2025-06-12 14:29
Sederhana, Paus Fransiskus Pakai Jam Tangan Murah Meriah2025-06-12 13:54
Wamenekraf Apresiasi IFW Sebagai Wadah Inkubasi Talenta Muda Industri Fesyen2025-06-12 13:47
Dugaan Korupsi Formula E, PSI Kuak Tanda Tanya Besar2025-06-12 13:45
Target Naik 34%, Carsurin Targetkan Pendapatan Tembus Rp600 Miliar di 20252025-06-12 13:36
KPK Didesak Seret Penyuap Sekretaris MA Hasbi Hasan2025-06-12 13:16
FOTO: Sekolah Nan Sejuk di Tengah Terik Gurun India2025-06-12 13:00
Jokowi Jadi Finalis Tokoh Terkorup Versi OCCRP, PBNU: Kredibel atau Nggak?2025-06-12 12:49
Usai Mundur dari Pejabat Istana, Elon Musk Langsung Hina Presiden: 'Menjijikan'2025-06-12 12:33
Kawal Agenda Nasional, Apel Kasatwil Polri Digelar di Akpol Semarang2025-06-12 14:50
Anindya Bakrie Puji Kinerja Menkominfo Budi Arie: Gebrakan Beliau Itu Sangat Luar Biasa2025-06-12 14:49
Pakai Truk Listrik, Penambang Ngaku Kurangi Konsumsi 15.000 Ton Solar2025-06-12 14:48
Kejar 10.000 Rumah Rendah Emisi di 2025, Begini Strategi BTN2025-06-12 14:32
Wagub DKI Sebut Izin Keramaian Ada di Kepolisian2025-06-12 14:29
BEI Putuskan GDST Keluar dari Radar Khusus, Apa Artinya bagi Investor?2025-06-12 13:30
BEI Putuskan GDST Keluar dari Radar Khusus, Apa Artinya bagi Investor?2025-06-12 13:23
7 Barang di Pesawat yang Boleh Kamu Bawa Pulang, Apa Saja?2025-06-12 13:13
Aksi Restorasi Bumi, Cara Telkom Wujudkan Pilar Environmental ESG2025-06-12 12:47
Asuransi Kesehatan Sekarat karena Inflasi Medis, OJK Terbitkan SEOJK 7 2025! Begini Respon AAJI2025-06-12 12:16